KOORDINASI
Koordinasi
(coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan
kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau
bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien.
Tiga
macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi, yaitu:
1. Saling
ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila
satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain
dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan
kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling
ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Dimana
suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum
satuan lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (raciprocal
interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan menerima antar
satuan organisasi.
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara
kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam
organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan
tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda
mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara
mencapai kepentingan organisasi yang baik.
2. Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer
akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera
atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan
lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan
produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin
dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta
berdiskusi satu dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe
satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan
standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan
dan untuk balas jasa bagi karyawan.
Pendekatan-pendekatan untuk Pencapaian Koordinasi yang Efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang
efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan,
penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas
yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya
koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Tiga Pendekatan untuk
pencapaian koordinasi yang efektif:
1. Pendekatan Pertama: TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
Dengan
mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial,
rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta
aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi
diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling
tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN
AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien
untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan
dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan
organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar
tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Mekanisme-mekanisme
Pengkoordinasian Dasar
1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah,
aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2.
Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang
dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga
menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3.
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk
pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap
sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak
mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningakatkan
koordinasi potensial
1. Sistem informasi vertikal.
Adalah
peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan
organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai
perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan
operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia
bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
2. Hubungan-hubungan
lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah,
hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan
keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan
ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
a. Kontak langsung antara
individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi
kerja.
b. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar
departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c.
Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal
dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila
dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian
peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek,
perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari
seseorang.
e. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan
menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan
dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang
dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas
tertentu.
f. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik
bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Metoda
Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi, yaitu:
1. Penciptaan sumber
daya-sumber daya tambahan.
Sumber daya-sumber daya tambahan
memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga
kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang
timbul berkurang.
2. Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri
sendiri.
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah
karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri
sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi
operasi (perusahaan).
Penentuan Mekanisme Koordinasi yang Tepat
Pertimbangan
penting dalam penentuan pendekatan yang paling baik untuk koordinasi
adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi dengan
kebutuhan koordinasi. Bila kebutuhan lebih besar dari kemampuan,
organisasi harus menentukan pilihan: meningkatkan koordinasi potensial
atau mengurangi kebutuhan. Sebaliknya, terlalu besar kemampuan
pemrosesan informasi relatif terhadap kebtuhan secara ekonomis tidak
efisien, karena untuk menciptakan dan memelihara mekanisme-mekanisme
tersebut adalah mahal. Kegagalan untuk mencocokkan kemampuan pemrosesan
informasi dengan kebutuhan akan menyebabkan penurunan prestasi.
Perbandingan
mekanisme-mekanisme pengkordinasian.
Mekanisme Kompleksitas
Biaya Kapasitas
pemrosesan
informasi
Sederhana
Murah Rendah
1. Aturan dan prosedur
2. Hirarki manajemen
3.
Rencana dan penetapan
tujuan
4. Sistem informasi
Vertikal
dan/atau
hubungan lateral
Kompleks Mahal Tinggi
RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen
atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan
koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan
yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan
jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang
manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah
bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah-istilah
lain rentang manajemen:
1. span of control
2. Span of authority
3.
Span of attention atau span of supervision
Hubungan rentang
manajemen dan koordinasi:
”Semakin besar jumlah rentang, semakin
sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.”
Alasan
mengapa penentuan rentang yang tepat sangat penting adalah:
1.
Retang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan
pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka.
Terlalu melebarnya
rentang berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang besar
sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu
sempit dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
2. Ada
hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur
organisasi.
Semakin sempit rentang manajemen, struktur organisasi
akan berbebtuk ”tall” dengan banyak tingkat pengawasan di antara
manajemen puncak dan tingkat paling rendah. Sedangkan rentang manajemen
yang melebar akan menghasilkan struktur yang berbentuk ”flat” yang
berarti tingkat manajemen semakin sedikit dan akan mempengaruhi
efektifitas manajer di semua tingkatan.
Jumlah Rentang Yang Ideal
Menurut
Henri Fayol
Jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh
setiap pengawas produksi dalam organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan,
sedang setiap kepala pengawas (superintendent) dapat mengawasi hanya 3
atau4 pengawas produksi.
Menurut V.A. Graicunas (Konsultan dan
ahli Matematika Perancis)
Dalam memilih suatu rentangan, menajer
harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara
langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan
bawahan dalam kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga karyawan
seorang manajer mempunyai hubungan dengan setiap individu, dan dengan
tiga kelompok yang berbeda, yaitu kombinasi dari setiap dua karyawan,
dan dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.
Pendekatan
Graicunas:
Keterangan:
R = Jumlah Hubungan
n = jumlah
bawahan
Menurut Lyndall F. Urwick
Tidak ada eksekutif yang
dapat mengendalikan secara langsung kerja lebih dari lima, atau paling
banyak enam bawahan.
Menurut Jendral Ian Hamilton
Otak
rata-rata manusia hanya memiliki ruang lingkup yang efektif dalam
penanganan dari tiga sampai enam otak manusia lainnya.
Meskipun
begitu jumlah rentang menejemen yang mutlak ideal sulit ditentukan,
karena hal ini tergantung pada banyak variabel, seperti besarnya
organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-kegiatan rutin, tingkat
manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya. Karena itu para penulis
hanya dapat menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus melalui
penentuan batasan rentangan bagi organisasi pada umumnya.
Rentang
Manajemen dan Tingkatan Organisasional
A. 1 Tingkatan Manajemen
1
Manajer Rentangan datar (Flat)
(32) Karyawan
B. 2 Tingkatan
Manajemen
5 Manajer Rentangan lebih tinggi
C. 3 Tingkatan
Manajemen
11 Manajer
Rentang Tinggi (tall)
PENJELASAN
Suatu organisasi (secara
teoritik) dengan 32 tenaga operatif ditunjukan dalam tiga struktur
rentang manajemen, di mana setiap struktur memerlukan jumlah manajer
yang berbeda.
1). Pada struktur A, seorang menajer mengawasi secara
langsung keseluruhan 32 bawahan, yang menghasilakn rentang manajemen
yang sangat lebar dan struktur organisasi yang datar (flat).
2). Pada
struktur B, menunjukan rentangan manajemen yang lebih sempit dan
struktur organisasi yang lebih tinggi.
3). Pada struktur C, dengan
retang manajemen hanya 4 ada 11 manajemen dengan 3 tingkatan, yang
membuat rentang manajemen sangat sempit dan struktur organisasi sangat
tinggi.
Rentang Manajemen
Lebar Versus Sempit
1. Rentang Manajemen Yang Melebar
Alasan
digunakan: Tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi
kecepatan waktu penyebaran informasi dari atas ke bawah.
1). Lebih
banyak jumlah tingkatan yang dilalui informasi, lebih besar kemungkinan
penyimpangan atau distorsi.
2). Penambahan tingkatan menajemen memakan
biaya, karena memerlukan penambahan gaji meterial.
3). Penggunaan
sumber daya manajer secara efisien.
2. Rentang Manajemen Yang Menyempit
Alasan digunkan:
pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan meningkat dalam
organisasi-organisasi kecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
1). Penggunaan rentang manajemen terlalu melebar berarti manajer tidak akan
dapat menjalankan fungsi-fungsi dengan efektif dan mencurahkan
perhatiannya kepada seluruh bawahan secara perseorangan.
2). Koordinasi
dan kooperasi berkembang baik, karena setiap individu mengelola fungsi
sendiri dan dengan bantuan minimum dari atasan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang
Manajemen
Pada dasarnya
faktor-faktor pengaruh yang dipertimbangkan adalah:
1.
Kesamaan fungsi-fungsi
Semakin sejenis fungsi-fungsi yang
dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2.
Kedekatan geografis
Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara
fisik, rentangan semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang
dibutuhkan
Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan
semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
Semakin
berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5.
Perencanaan yang dibutuhkan manajer.
Semakin sedikit perencanaan yang
dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6. Bantuan organisasional
yang tersedia bagi pengawas.
Lebih banyak bantuan yang diterima
pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan
mutu, rentangan semakin melebar.
Secara ringkas, tidak ada
rumusan ajaib yang dapat menentukan ukuran rentang manajemn yang tepat.
Contigency approach dalam mana ukuiran rentangan bervariasi menurut
beberapa variabel memberikan pengertian tersebut.
Faktor-faktor
lain yang dapat digunakan sebagai pedoman:
1. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan situasi.
Rentang manajemen dapat relatif melebar
bila:
1). Pekerjaan bersifat rutin
2). Operasi-operasi stabil
3). Pekerjaan bawahan sejenis
4). Bawahan dapat bekerja tidak tergantung
satu dengan lain
5). Prosedur-prosedur dan metoda-metoda dibuat secara
baik dan telah diformalisasi
6). Pekerjaan tidak membutuhkan tingkat
pengawasan yang tinggi.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
bawahan
Rentang manajemen dapat relatif melebar bila:
1). Bawahan
adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu.
2). Bawahan lebih senang
bekerja tanpa pengawasan ketat.
3. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan atasan.
Rentangan manajemen dapat relatif melebar
bila:
1). Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi.
2). Manajer menerima bantuan dalam pelaksaan kegiatan-kegiatan
pengawasannya.
3). Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan
selama pengawasan dilaksanakan.
4). Manajer lebih menyukai gaya
pengawasan yang lepas daripada ketat.