Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Jumat, 29 November 2013

Yang perlu digaris bawahi, pernikahan tidak dimulai ketika kita merencanakan pernikahan. Pernikahan dimulai setelah akad nikah dan tentu saja biaya hidup seorang berbeda dengan dua. dan ada tanggung jawab kepala keluarga (si suami).

Banyak kejadian (termasuk pernikahan ikhwan/akhwat) masalahnya tidak pada persiapan tetapi justru setelah resepsi.
  • Yang perlu dicatat adalah: darimana sumber penghasilan (tetap berpenghasilan atau berpenghasilan tetap). Dua2nya tidak jadi masalah jika pandai mengelolanya.
  • Resepsi bisa saja dibuat. Hindarkan dengan memaksakan diri untuk merayakannya. Jangan paksakan untuk meminjam. toh, jika hanya dengan akad nikah dan tercatat di KUA sudah cukup. Bagi orang2 tertentu, nilai kepuasan akan berbeda. Belum lagi jika pihak orang tua mempelai terkesan memaksakan untuk merayakan resepsi pernikahan. Oleh karena itu penting "early warnin system" kedua calon mempelai pada pihak keluarga. tujuan pernikahan bukan resepsinya tetapi saat menjalaninya pernikahan hingga tercapai saling pengertian (dan surga tentunya).
  • Rancang resepsi yang sederhana (menu makanan, jumlah tidak berlebihan karena akan mubazir).
  • kalau mau berkesan, coba sesuatu yang berbeda. misalnya; syukuran saja. tetapi sediakan paket-paket makanan, alat sholat (sajadah, mukena-atau sarung dan peci). satu paket cukup kok 75.000-100.000, kalau budget hanya sekitar 5-10 juta. bagi dua; 5 juta untuk syukuran, dan sisanya untuk buat paket hadiah. saat syukuran itu, undang fakir miskin dan bagikan paket hadiah.
  • jangan lupa memikirkan persiapan setelah akad dan resepsi. perlukah bulan madu? itu tergantung dengan kondisi keuangan. sisakan uang untuk perjalanan hidup kedua "pengantin baru" paska akad dan resepsi. jangan sampai setelah itu justru banyak masalah akhirnya, minta bantuan ke ortu lagi.
  • Life is not begin at forty. tetapi dimulai ketika kita menyadari bahwa kehidupan di dunia untuk akhirat.
  • mungkin perlu dipahami; bahwa pernikahan adalah suatu proses untuk mandiri,. tidak tergantung orangtua lagi,. terutama masalah financial. tetapi jangan sampai, orang tua juga kehilangan hak, adik2 ipar dll. karena banyak cerita setelah menikah pasangan2 baru itu ada yang berat sebelah. dalam artian hanya sering membantu salah satu pihak keluarga saja. padahal syurga dicapai dengan adil dan tanpa zholim.
  • Seorang istri punya kewajiban terhadap mertuanya, begitu juga sebaliknya.
  • Rencanakan tentang rumah,mobil,dan perabotan yang diinginkan (jika mau, sebaiknya direncanakan).
  • Persiapkan kehadiran anak, secara financial akan membutuhkan perhatian. pendidikannya kelak. hal ini juga tentu tidak lepas dari tarbiyah ruhani keluarga.
  • Kehidupan yang berlandaskan materi akan berakhir dengan ketiadaan. oleh karena itu meski kita berencana, Allahlah segala pemutus kehendak banyak berdo'a.
  • Biasanya banyak suami yang hanya menginginkan istri tidak bekerja. beri kesibukan istri agar tidak jenuh. misal membuat usaha di rumah. butik, makanan atau yang lain.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © Watashi No Burogu e Yōkoso! //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //